Kamis, 25 November 2010

Manfaat Kandungan Temulawak Curcumae

Komposisi kimia terbesar dari rimpang temulawak adalah protein pati (48%-54%), minyak atsiri (3%-12%), dan zat warna kuning yang disebut kurkumin. Fraksi pati merupakan kandungan terbesar, jumlahnya bervariasi tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Pati rimpang dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, yang digunakan sebagai bahan makanan. Fraksi kurkumin mempunyai aroma yang khas, tidak toksik, terdiri dari kurkumin, demetoksikurkumin, dan bidesmetoksi kurkumin. Minyak atsiri merupakan cairan warna kuning atau kuning jingga, berbau aromatik tajam (Dalimarta, 2000).


Sari rimpang temulawak mempunyai khasiat sebagai obat penguat (tonik) sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran jamu. Jamu temulawak ini mempunyai beberapa khasiat yang diantaranya yaitu sebagai penambah nafsu makan, serta banyak digunakan sebagai obat penambah darah untuk orang yang menderita kekurangan darah atau anemia

Pada penelitan uji aktivitas hepatoprotektor menggunakan hewan percobaan yang diinduksi hepatotoksis dengan parasetamol dosis tinggi (2500 mg/Kg BB). Dosis ekstrak rimpang temulawak yang digunakan adalah dosis rendah 50 mg/Kg BB dan dosis tinggi (250 dan 1000 mg/Kg BB). Disimpulkan bahwa ekstrak rimpang temulawak dosis rendah tidak menunjukkan aktivitas hepatoprotektor tetapi pada dosis tinggi dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT

Penelitian yang dilakukan oleh Ardhiani (2005) tentang pengaruh pemberian ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) terhadap peningkatan berat badan tikus putih jantan galur wistar adalah pada ekstrak temulawak dan ekstrak temu hitam dosis 140 dan 560 mg/Kg BB pada sepuluh hari ketiga dapat memacu kenaikan berat badan tikus. Ekstrak rimpang temulawak memberikan kenaikan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak temu hitam. Untuk pengaruh ekstrak etanolik rimpang lempuyang pahit (Zingiber littorae Val.) dan temulawak beserta kandungan kimianya, perlakuan dengan suspensi ekstrak masing-masing dengan dosis 140; 35 ;8,5 mg/Kg BB ekstrak temulawak memberikan kenaikan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak lempuyang pahit. Ekstrak rimpang temulawak mengandung kurkumin, demetoksikurkumin, dan sedikit bidesmetoksikurkumin. Eksrak etanolik rimpang temulawak mengandung senyawa golongan kurkuminoid dan golongan terpen. Komponen minyak atsiri yang terdapat dalam temulawak adalah kamfer, γ-eleman, ß-farnesen, ar-kurkumin, zingiberen, dan germakron. Pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi selama 45 hari dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum sebesar 32,96% dan menaikkan kolesterol kadar HDL serum sebesar 11,77% dengan dosis optimal 15 mg/200 g BB tikus putih galur wistar dengan diet lemak tinggi. Hasil penelitian oleh Purbowanti (2005), pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi dengan dosis 45 mg/200 g BB selama 45 hari mampu menurunkan kadar kolesterol total dan tidak memberikan pengaruh terhadap berat badan tikus dengan diet lemak tinggi dan kolesterol.

Pada penelitian tentang uji efek antagonistik ekstrak heksana rimpang temulawak yang larut etanol mampu menghambat kontraksi trakea karena pemberian histamin, dosis 0,25 mg/ml=42,97±16,66% dan dosis 0,5 mg/ml=69,71±10,35% dan ekstrak etanol rimpang temulawak mampu menghambat kontraksi trakea karena pemberian histamin, dosis 0,25 mg/ml=46,34±1 8,03% dan dosis 0,5 mg/ml=87,03±7,46%. Untuk uji keteratogenikan minyak atsiri pada rimpang temulawak pemberian suspensi minyak atsiri 10 sampai 100 kali lipat dari dosis terapi yaitu 12mg/Kg BB menunjukkan efek teratogenik berupa cacat rangka (kelainan penulangan) dan kecacatan mikroskopis (kerusakan seluler) pada janin tikus putih jantan galur wistar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar